RSS

Thursday, September 17, 2015

Misteri Tambang Menggerung, ceritanya mereview buku

Abis dikirimin bukunya, dibaca terus disuruh bikin review. Eh buset berasa bikin tugas kuliah. Baiklah mari kita coba tulis. Ini pertama kali saya mereview buku cerita anak karya kakak saya. Serius?!! Yup. Biasanya sebelum jadi udah saya komentarin panjang lebar hehehe. Jadi inilah buku pertama fiksi, anak – anak, terbit di penerbit besar, yang saya ulas di blog saya setelah jadi. Semua yang saya tulis ya ala – ala saya ya, apa yang ada di otak saya. Nggak pakai patokan ulasan apa pun.



Judul buku: Seri Misteri Favorit 11 : Misteri Tambang Menggerung.
Penulis: Erlita Pratiwi.
Penerbit Kiddo, Agustus 2015.
Buku Misteri Tambang Menggerung ini merupakan salah satu buku di seri misteri favorit  yang sasarannya anak - anak. Kalau di toko buku terkadang suka susah nyari rak tempat bukunya, nyelip entah dimana. Lain tempat ada yang malah didisplay cantik. Buku Misteri Tambang Menggerung ini bersetting di daerah Buntok, Kalimantan Tengah. Daerah yang dalam pikiran saya “Dimana itu ya?.” Maklum belum pernah menjajah sampai Kalimantan. Bercerita tentang petualangan Dyffa yang sedang liburan di Kalimantan, bersama teman - teman barunya.  Berkenalan dengan hewan yang tinggal di hutan, menjelajahi sebagian kecil daerah Kalimantan, pertambangan, sampai mencoba makanan lokal disana. Terus misterinya apa? ya baca sendiri aja atau searching blurbnya pasti sudah ada.

Seperti seri misteri favorit lainnya, buku ini pun memiliki sisipan pengetahuan yang menurut saya menjadi salah satu kelebihannya. Membuat peribahasa banyak baca banyak tahu jadi benar:) Saya sebagai orang dewasa aja senang bacanya sampai berkomentar oohh, apalagi anak – anak. Dijamin bisa makin pintar. Kalau pernah baca buku tulisan Erlita pasti nggak asing dengan segala info kuliner yang bisa bikin penasaran pengen nyobain. Begitu juga dibuku ini yang mengenalkan kuliner lokal Dayak. Untung gambarnya hitam putih, coba kalau berwarna yang ada ngiler deh. Untuk pembaca anak – anak alur buku ini cukup cepat, tidak berbelit – belit meskipun tidak mudah juga untuk menebak pelaku misterinya. Saya yang membaca nggak pakai mikir (karena kalau pakai mikir pasti bukunya "berat") pun sempat bertanya – tanya, walaupun nggak lama kemudian bisa menebak ceritanya. Beberapa bagian cerita dilengkapi dengan ilustrasi hitam putih untuk mempermudah memberikan gambaran tepat tentang cerita. Karena nggak semua anak apalagi yang tinggal di kota besar bisa mengimajinasikan jetty tuh seperti apa, atau bentuk bubu (bukan panggilan sayang ibu ya) yang buat menangkap ikan itu seperti apa. Kalau pernah membaca buku seri misteri karya Erlita sebelumnya yang berjudul Misteri Pantai Mutiara, pasti menyadari kalau ada bagian cerita yang mirip. Miripnya apa? Yaa beli dong semua bukunya biar tahu (iklan lah ini pastinya hehe). Takut salah tulis malah bisa jadi spoiler. Tapi nggak mengganggu keseruan cerita kok karena ceritanya beda hahaha. Yang satu hampir di akhir yang satu lagi masih jauh dari akhir cerita. Selain itu di buku ini juga ada pengetahuan tentang aturan sosial di masyarakat, yaitu sopan santun.

Secara keseluruhan buku ini bagus dan seru buat dibaca. Buat koleksi juga cocok. Nggak ada kejanggalan aneh yang sampai mengganggu konsentrasi membaca. Cuma memang tokoh anak – anaknya semuanya cerdas dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Kenapa saya bilang begitu? Karena kalau nggak mana mungkin mereka mencari tahu dan nggak mungkin jadi cerita deh ya hahahaha. Kalau dibandingkan buku Sapta Siaga atau Lima Sekawan, bisa lah disandingkan. Aseek hihihi. Karena sudah lama juga nggak ada cerita misteri anak – anak Indonesia yang seperti ini. Kalau jaman dulu kan ada tuh cerita seperti seri Pulung, atau trio 2 dan 1 apa ya lupa judulnya yang berbau misteri/detektif juga. Entah itu cerita tahun kapan, pokoknya jaman saya masih kecil. Apalagi setting cerita yang berasal dari daerah yang dekat dengan kita membuat cerita terasa lebih mengena/ real. Hitung – hitung belajar mengenal negeri sendiri. Ditambah sisipan pengetahuannya yang benar – benar menambah pengetahuan tapi tidak sampai mengganggu isi cerita. Sayang banget ilustrasinya nggak berwarna walaupun kalau berwarna pasti harganya beda lagi;) Saya jadi terpikir andai belajar geografi seseru ini. Pokoknya baca buku ini bikin saya pengen ke Kalimantan. Kepo aja gitu hehe. Udah ah nggak tahu lagi mau nulis apaan. Lagian udah abis juga waktu nulisnya.